Minggu, 03 Agustus 2014

Perawatan dan tehnik penanaman pace atau mengkudu.

Cara Perawatan dan Memproduksi Mengkudu
Mengkudu tidak banyak menuntut syarat lingkungan. Lahan
bisa berupa tegalan, sawah tadah hujan maupun lahan bukan
baru. Yang paling perlu diperhatikan, karena buah sangat kuat
menyerap polutan maka harus dipilih lahan yang bebas polusi.
Pada dasarnya masalah produksi kebun mengkudu dapat
dijabarkan dalam 4 pokok permasalahan sebagai berikut.
1. Persiapan Lahan
Meski agroklimat lokasi mengkudu penanaman mengkudu
namun tidak menjamin tanaman tumbuh subur dan
berkualitas bagus. Lahan harus diolah terlebih dulu agar bibit
leluasa tumbuh di lingkungan baru.
Lahan yang akan digunakan harus diolah dulu, tanaman liar,
rumput, tunggul, batu, dan sampah harus dibuang dan
dibersihkan. Kemudian lokasi ditata menurut topografinya.
Topografi terbaik berupa lahan datar dengan kemiringan 30 –
50 atau bergelombang. Jika tanah berbukit, miring atau
berlereng digunakan sistem teras untuk menghindari erosi.
Lahan jika ditata dengan pembagian blok, luas blok dan letak
ukuran prasarana menunjang seperti saluran drainase, jalan
kebun dan bak penampung air. Semua hal itu untuk
memperlancar kegiatan di kebun, mulai dari perawatan
tanaman, panen sampai pengawasan kerja.
Untuk pola penanaman bisa menggunakan pola bujur sangkar
atau segitiga, sedangkan untuk lahan miring pola tanam hanya
mengikuti kontur setelah teras terbentuk. Ukuran lubang
tanam 30 cm x 30 cm x 30 cm. biarkan lubang terbuka 1 – 2
minggu agar zat beracun tulang dan hama penyakit mati oleh
sinar matahari. Tanah galian dicampur 5 – 10 kg pupuk
kandang atau kompos matang untuk memperbaiki sifat tanah.
Kembalikan tanah ke dalam lubang sesuai posisi semula dan
dibiarkan sampai tanah tidak mengalami penurunan lagi.
Oleh karena itu lubang tanam sebaiknya dipersiapkan
beberapa bulan sebelum penanaman.
2. Pembibitan
Pencarian bibit juga harus diperhatikan untuk mendapatkan
buah dengan kualitas yang bagus, tentunya harus berasal dari
pohon yang berkualitas juga. Karena itu pencarian bibit
menjadi salah satu faktor yang penting dalam peningkatan
produksi mengkudu. Untuk mendapatkan bibit berkualitas,
buah harus berasal dari pohon induk yang sehat pertumbuhan
normal, berumur minimal 10 tahun dan berproduksi tinggi.
Untuk pemilihan buahnya sendiri harus sehat, tidak cacat,
berdagang padat, dan berukuran cukup besar + 250 gram,
syaratnya lain, harus matang pohon itu ditandai dengan kulit
berwarna putih kekuningan secara merata.
Kerabat kopi itu diperbanyak secara vegetatif dengan okulasi,
cangkok atau kultur jaringan namun begitu banyak perkebunan
memilih pengadaan dengan biji, dasarnya pengadaan lebih
mudah karena dapat diproduksi masal berkat buah yang kaya
biji. Kekurangannya pertumbuhan bibit sering tidak seragam.
Cara terbaik, efisien dan ekonomis dalam penyemaian adalah
langsung menanam buah di bedeng semai. Buah diletakkan di
atas larikan dengan jarak buah antara 10 – 15 cm buah
ditutup pasir setebal 1 cm. persemaian disiram secara rutin
sedikitnya 1 kali sehari. Untuk menjaga persemaian agar tetap
lembab, bedengan perlu naungan untuk ditutup jerami,
naungan dibuka setelah benih berkecambah sekitar 1 bulan.
Agar pertumbuhan bibit berlangsung baik kecambah
dipisahkan dan dipindah ke dalam polibag. Untuk
mendapatkan bibit yang baik pilih kecambah normal dan
seragam pertumbuhannya, kecambah yang tumbuh terlalu
lambat atau terlalu dominan tidak digunakan. Tempatkan
polibag di bawah naungan dan siram setiap hari, terutama jika
tidak hujan.
3. Pemeliharaan
Secara umum pemeliharaan mengkudu ada 6 proses yaitu:
penyiraman, penyulaman, penyiangan, pemupukan,
pemangkasan, pengendalian hama penyakit.
Secara alami mengkudu tidak memerlukan perawatan khusus.
Namun untuk mendapatkan produksi maksimal, tanaman
dipelihara intensif. Pemeliharaan berupa penyulaman,
penyiraman, penyiangan, pemupukan, pemangkasan, dan
pengendalian hama.
• Penyiraman
Dilakukan untuk mencegah kekeringan, terutama pada
tanaman muda, ini dilakukan terutama pada saat musim
kemarau atau saat tidak turun hujan. Volume dan frekuensi
penyiraman tergantung kondisi setempat. Namun begitu
penyiraman sebaiknya dilakukan setiap hari, pada pagi atau
sore.
• Penyulaman
Untuk mengganti tanaman mati atau memperlihatkan gejala
sakit, beberapa hari setelah ditanam, pertumbuhan tanaman
seragam, bibit sulaman harus berumur sama dengan tanaman
semula. Oleh karena itu saat pengadaan bibit siapkan pula
bibit cadangan sekitar 10 % dari jumlah lubang tanam.
Penyulaman dilakukan 1 bulan setelah penanaman pertama.
• Penyiangan
Penyiangan gulma atau rumput liar penting dilakukan, selain
menjadi pesaing dalam pengambilan zat hara, gulma menjadi
sarang hama penyakit bersamaan dengan penyiangan, tanah
disekitar tanaman digemburkan lagi untuk menjamin porositas
tanah. Sebab penyiraman menyebabkan tanah memadat dan
udara didalamnya menepis. Penyiangan rutin 2 – 3 bulan
sekali hingga tanaman berumur 2 – 3 tahun. Pada tahun-
tahun selanjutnya penyiangan dilakukan sesuai kondisi kebun.
• Pemupukan
Untuk pertumbuhan produksi optimal, mengkudu dipupuk
secara rutin. Sejalan dengan meningkatnya pemakaian produk
organik untuk kesehatan budidaya mengkudu sedapat
mungkin menggunakan pupuk organik. Kandungan unsur
makro dan mikro pupuk organik juga mampu memperbaiki
kehidupan mikroorganisme tanah pupuk dibenamkan ke dalam
lubang pupuk berbentuk parit melingkari batang. Lokasi tepat
di bawah lingkaran tajuk tanaman. Sebab pada bagian di
bawah lingkaran tajuk tanaman terdapat banyak rambut akar
yang berfungsi menyerap zat hara. Agar pemupukan mudah
diserap akar, pemupukan dilakukan menjelang dan pada akhir
musim hujan.
• Pemangkasan
Tujuan pemangkasan adalah untuk memelihara tanaman agar
tumbuh baik, sehat dan cepat berbuah. Tanaman yang terlalu
rimbun justru menurunkan produksivitas dan kualitas buah.
Tanaman rimbun mengganggu sirkulasi udara di dalam
lingkungan tajuk, akibatnya tajuk lembab sehingga
mengundang cendawan. Oleh karena itu cabang-cabang yang
berserakan, saling bersinggungan atau tumbuh di tempat yang
tidak diinginkan harus dipangkas. Cabang lemah, rusak, atau
sakit serta tunas air juga perlu dibuang karena tidak
diperlukan.
• Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa jenis hama yang ditemukan pada mengkudu
diantaranya ulat daun dan kutu putih. Ulat daun menggerogoti
daun, kutu putih menghisap cairan di jaringan daun hingga
menjadi kuning dan kering: sedangkan penyakit jarang
ditemukan, kecuali cendawan yang biasanya menginfeksi
tanaman secara sekunder setelah terjadi serangan kutu putih.
Untuk mengatasi gangguan hama penyakit, kendalikan secara
mekanis atau menggunakan pestisida organik.
4. Pohon
Setelah melalui tahapan pemeliharaan intensif mengkudu
biasanya siap panen perdana pada umur 3-4 bulan.
Dengan pemeliharaan intensif mengkudu berbuah pada umur 3
– 4 bulan, ia berbuah terus-menerus sepanjang tahun. Buah
siap panen pada umur 1 bulan sejak buah terbentuk. Dengan
demikian tanaman mulai dipanen hasilnya sejak umur 4 – 5
bulan, panen berlangsung tiap 2 minggu.
Buah siap panen ditandai dengan warna kulit merata putih
kekuningan tetapi kondisi daging cukup keras, segera setelah
di panen, buah dikemas dan dikirim ke pabrik penampungan
mengkudu. Untuk mengirim jarak dekat buah cukup dikemas
dalam karung plastik, namun untuk menyiram jarak jauh buah
sebaiknya dikemas dalam kotak kayu berventilasi.

Dikutip dari majalah trubus.

2 komentar:

  1. Halo Bossku ^^
    Segera Daftarkan ID di ibu21,com
    Menyediakan 8 Permainan Hanya Dengan 1 ID
    Serta Tersedia Promo Menarik
    Bonus Turn Over Terbesar
    Bonus Refferal Seumur Hidup
    Minimal Deposit Hanya 25Rb
    BBM : csibuqq
    WA : +855 88 780 6060
    Di Tunggu Kehadirannya Bossku ^^

    BalasHapus